Kamis, 28 Januari 2021

Puisi




  Negeriku Rancu

Setelah ribuan detik berjejer rapi di sepanjang jalan

Pasir-pasir menyesaki kaki berhamburan

Angka-angka di papan membingungkan

Katanya, pelajaran justru membosankan

Jika pemuda bangsa mendambakan hiburan negeri seberang

Lalu bumi pertiwi gersang

Lantaran pendidikan terlupakan

Sosok pahlawan mulai jenuh

Buku-buku tertutup kaku

Bahasapun semakin rancu

Lalu lalang orang tertunduk haru

Bangsa kita lalu pilu


 

Bangsa adalah Harga Mati di Jantung Kami

Bila matahari jatuh di kaki bumi

Lalu riuh terdengar seamsal rintik hujan
Satu dua mimpi siap kami tinggalkan di simpang jalan
Nyanyian burung, belaian ibu, dan ribuan cerita di masa kami
Bukan lagi mawar merekah sepanjang taman ibu kota
Negara membakar dada kami yang berembun semalaman
Bangsa mengangkat tangan kami saat menengadah hujan
Pada senja yang mulai raib
Rakyat menarik paksa kaki kami yang jatuh teramat dalam
Pada lumpur penghujan di sawah-sawah desa
Bangsa adalah harga mati di jantung kami
Jika pemuda-pemudi banyak berkeliaran
Di jalan-jalan dan trotoar
Barangkali mereka sedang lupa jalan pulang
Melihat pecundang berdiri gagak
Sedang rakyat kecil nyaris kandas
Di bawah rerimbun belati yang berserak
Rakyat-rakyat tak usah risau
Tangan kami masih lihai
Memungut beberapa hati yang berserakan di bibir pantai
Merajutnya kembali biar ranum sampai menua
Karena sejarah berdarah-darah
Bukan sekadar dongeng membahagiakan milik negara
Di sana, ada seribu cerita nenek moyang perihal perjuangan
Bangsa adalah harga mati di jantung kami.

0 komentar:

Posting Komentar