Negeriku Rancu
Setelah ribuan detik berjejer rapi di sepanjang jalan
Pasir-pasir menyesaki kaki berhamburan
Angka-angka di papan membingungkan
Katanya, pelajaran justru membosankan
Jika pemuda bangsa mendambakan hiburan negeri seberang
Lalu bumi pertiwi gersang
Lantaran pendidikan terlupakan
Sosok pahlawan mulai jenuh
Buku-buku tertutup kaku
Bahasapun semakin rancu
Lalu lalang orang tertunduk haru
Bangsa kita lalu pilu
Bangsa adalah Harga Mati di Jantung Kami
Bila matahari jatuh di kaki bumi
Lalu riuh terdengar seamsal rintik hujan
Satu dua mimpi siap kami tinggalkan di simpang jalan
Nyanyian burung, belaian ibu, dan ribuan cerita di masa kami
Bukan lagi mawar merekah sepanjang taman ibu kota
Negara membakar dada kami yang berembun semalaman
Bangsa mengangkat tangan kami saat menengadah hujan
Pada senja yang mulai raib
Rakyat menarik paksa kaki kami yang jatuh teramat dalam
Pada lumpur penghujan di sawah-sawah desa
Bangsa adalah harga mati di jantung kami
Jika pemuda-pemudi banyak berkeliaran
Di jalan-jalan dan trotoar
Barangkali mereka sedang lupa jalan pulang
Melihat pecundang berdiri gagak
Sedang rakyat kecil nyaris kandas
Di bawah rerimbun belati yang berserak
Rakyat-rakyat tak usah risau
Tangan kami masih lihai
Memungut beberapa hati yang berserakan di bibir pantai
Merajutnya kembali biar ranum sampai menua
Karena sejarah berdarah-darah
Bukan sekadar dongeng membahagiakan milik negara
Di sana, ada seribu cerita nenek moyang perihal perjuangan
Bangsa adalah harga mati di jantung kami.
0 komentar:
Posting Komentar